Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi Cinta | Jenuh Karya Mega Mendung

JENUH

Lelah yg kualami
Letih yg kujalani
Aku rapuh dalam ragaku
Aku sungsang dalam jiwaku
Rinduku kerdil disapu bayu
Terkikis gerimis disenja hari

Tuhan
Kisah apalagi yg kan kau lukis ditaqdirku
Hikayat apa lagi yg kan kau dongengkan di hidupku
Belum cukupkan kesedihan ini
Belum puaskah kau buat hatiku berairmata?
Ingin aku teriak
Namun nafasku tercekik
Memekik tak berdaya
Dalam tangisku kueja diam
Dalam bait bait doaku
Aku bimbang
Ragaku goncang
Bidadariku menghilang
Sirna ditelan malam

Tuhan
Puisi apa lagi yg harus ku lukis
Gambarkan jiwaku yg kerontang
Gersang kehilangan yg tersayang
Jenuh
Satu tanya dalam jagaku
Tentang satu nama abadi dalam nafasku
Mengapa?
Untuk siapa serapahku
Untuk siapa segala benciku
Bila sejatinya aku merindu

Tuhan
Kau pemilik segala jenuh
Kau kuasa atas segala nafsu
Maafkan aku yg selalu mengumpatmu
Tanpa sedikitpun tersisa syukur di bibirku
Durhaka kah aku?
Murka kah engkau?
Atas segala kekurang ajaranku

Tuhan
Di atas mihrab cinta ku mengadu
Tentang jenuh yg membiru
Aku takut
Aku malu
Aku merasa hina tak bernama
Karuniamu ku nantikan
Dalam jenuh tak berkesudahan

Mega mendung
Goresan senandung linglung,22062018
Mihrab cinta

1 komentar untuk "Puisi Cinta | Jenuh Karya Mega Mendung"

Anonim 27 Juni 2018 pukul 11.57 Hapus Komentar
menyentuh