Teori Kepemimpinan
TEORI KEPEMIMPINAN
Ada tiga hal yang mendasari lahirnya teori kepemimpinan yaitu : Teori Genetik : Menjelaskan bahwa orang jadi pemimpin, karena sejak lahir dia telah memiliki bakat sebagai pemimpin dan emmang ditakdirkan sebagai pemimpin.
Teori Sosial : Teori mengatakan bahwa seorang pemimpin harus dibentuk, tidak begitu saja muncul dan ditakdirkan sebagai pemimpin, oleh karena itu seorang jadi pemimpin karena proses pendidikan dan pelatihan. Teori ekologis, ini merupakan penggabungan dari dua teori diatas, dimana dijelaskan bahwa seorang menjadi pemimpin karena bakat yang dimilikinya sejak lahir kemdian dikembangkan dengan pendidkan dan pelatihan yang dipengaruhi pula oleh lingkungan sekitarnya. Tidak terlepas dari lahirnya teori kepemimpinan diatas, maka dalam prakteknya ada dua terapan teori kepemimpinan yaitu : Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory) yang dikemukakan oleh Charles Bird dan Teori Situasional (Situasional Theory) dikemukakan oleh Filley.
1. Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory)
Teori ini bertitik tolak dari asumsi bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sisfat-sifatnya. Sifat tersebut dapat berupa sifat fisik maupun sifat psikologis. Dari hasil penelitian Charles dan David disimpulkan bahwa, ada Lima sifat yang dapat menyebabkan keberhasilan kepemimpinan, yaitu :
a. Intelegensia : Para pemimpin pada umumnya relatif harus lebih cerdas dari orang-orang yang dipimpinya.
b. Visioner : Pemimpin harus memiliki kematangag dan keluasan pandangan sosial. Secara emosional para pemimpin harus mampu melihat suatu masalah secara utuh dan memiliki control yang baik dalam mengendalikan kondisi yang kritis.
c. Percaya Diri : Pemimpin harus memiliki kepercayaan diri dan keyakinan terhadap diri sendiri yang didukung oleh kemampuan untuk menganalisis potensi, kekuatan, kelemahan dan yang dimiliki sehingga dapat memaksimalkan potensi dalam dirinya dan mengantisipasi kekurangan yang dimiliki
d. Motivasi : Pemimpin memiliki dorongan semangat yang sangat kuat dari dalam dirinya untuk senantiasa tampil sebagai solusi dari setiap permasalahan yang ada, dan memiliki konsep problem solving yang jelas terhadap suatu masalah yang dihadapi
e. Komunikatif : Pemimpin harus memiliki kemampuan melakukan hubungan dan komunikasi dengan setiap orang dengan tipe apapun. Hal yang harus difahami bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus didukung oleh orang lain sehingga seorang pemimpin harus memiliki kemampuan memahami individu yang dipimpinnya.
2. Teori Situasional (Situasional Theory)
Teori ini berpendapat bahwa keberhasilan seorang pemimpin disebabkan oleh situasi yang ada disekitarnya, bukan karena sifat-sifatnya, bole dikatakan bahwa teori ini mengamsusikan bahwa seorang pemimpin dapat berhasil karena “ kebetulan” situasi disekitarnya mendukung. Menurut teori ini, ada beberapa faktor yang menjadikan seorang pemimpin berhasil secara kebetulan :
a. Sejarah organisasi : seorang pemimpin berhasil karena dia kebetulan memimpin organisasi yang awalnya sudah berhasil dan memiliki nama besar, bukan karena prestasi dia sebagai pimpinan di organisasi tersebut.
b. Umur dari Pejabat lama : seorang pemimpin menjadi berhasil karena adanya “warisan” dari pemimpin sebelumnya yang kebetulan menjadi seniornya dan karena masa kepemimpinan pimpinan yang lama telah usai, maka dialah yang berhak mewarisi kepemimpinan tersebut dengan segala nama besar pemimpin sebelumnya.
c. Masyarakat Sekitar : Secara kebetulan masyarakat yang dipimpinnya adalah masyarakat yang turut dan patuh terhadap apapun yang menjadi keputusannya.
d. Beban Kerja : Seorang pemimpin dinilai berhasil karena kebetulan beban kerja yang menjadi tanggungjawabnya sangat ringan dan tidak memiliki tantangan sedikit pun sehingga dengan mudah diselesaikan tanpa halangan sedikitpun.
e. Susana Psikologis : Pemimpin juga biasanya secara kebetulan diuntungkan oleh bawahan yang dipimpin, ada kalanya seorang pemimpin hanya membawahi orang-orang “biasa “ yang menerima segala sesuatu apa adanya dan sama sekali tidak memiliki daya kritis sedikit pun terhadap kebijakan yang ada dalam organisasi, sehingga organisasi dalam keadaan terkendali dan pemimpinnya dianggap berhasil.
f. Jenis Organisasi : Keberhasilan Pemimpin juga karena kebetulan organisasi yang dipimpin hanya dalam skala kecil sehingga masalah yang dihadapi tidak kompleks, bahkan hampir dikatakan organisasi yang dipimpinnya tidak pernah menemui kendala sedikitpun
g. Ketersediaan Waktu : Kepemimpinan seseorang dianggap berhasil karena kebetulan dia mengambil keputusan yang tepat, ini karena waktu yang digunakan untuk memutuskan sesuatu sangat luas dan tidak mendesak sehingga keputusan yang diambil dapat dipikirkan dengan tenang, lain halnya bila waktu yang dibutuhkan untuk memutuskan sesuatu sangat sempit dan mendesak, pasti hasilnya tidak maksimal.
Ada tiga hal yang mendasari lahirnya teori kepemimpinan yaitu : Teori Genetik : Menjelaskan bahwa orang jadi pemimpin, karena sejak lahir dia telah memiliki bakat sebagai pemimpin dan emmang ditakdirkan sebagai pemimpin.
Teori Sosial : Teori mengatakan bahwa seorang pemimpin harus dibentuk, tidak begitu saja muncul dan ditakdirkan sebagai pemimpin, oleh karena itu seorang jadi pemimpin karena proses pendidikan dan pelatihan. Teori ekologis, ini merupakan penggabungan dari dua teori diatas, dimana dijelaskan bahwa seorang menjadi pemimpin karena bakat yang dimilikinya sejak lahir kemdian dikembangkan dengan pendidkan dan pelatihan yang dipengaruhi pula oleh lingkungan sekitarnya. Tidak terlepas dari lahirnya teori kepemimpinan diatas, maka dalam prakteknya ada dua terapan teori kepemimpinan yaitu : Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory) yang dikemukakan oleh Charles Bird dan Teori Situasional (Situasional Theory) dikemukakan oleh Filley.
1. Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory)
Teori ini bertitik tolak dari asumsi bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sisfat-sifatnya. Sifat tersebut dapat berupa sifat fisik maupun sifat psikologis. Dari hasil penelitian Charles dan David disimpulkan bahwa, ada Lima sifat yang dapat menyebabkan keberhasilan kepemimpinan, yaitu :
a. Intelegensia : Para pemimpin pada umumnya relatif harus lebih cerdas dari orang-orang yang dipimpinya.
b. Visioner : Pemimpin harus memiliki kematangag dan keluasan pandangan sosial. Secara emosional para pemimpin harus mampu melihat suatu masalah secara utuh dan memiliki control yang baik dalam mengendalikan kondisi yang kritis.
c. Percaya Diri : Pemimpin harus memiliki kepercayaan diri dan keyakinan terhadap diri sendiri yang didukung oleh kemampuan untuk menganalisis potensi, kekuatan, kelemahan dan yang dimiliki sehingga dapat memaksimalkan potensi dalam dirinya dan mengantisipasi kekurangan yang dimiliki
d. Motivasi : Pemimpin memiliki dorongan semangat yang sangat kuat dari dalam dirinya untuk senantiasa tampil sebagai solusi dari setiap permasalahan yang ada, dan memiliki konsep problem solving yang jelas terhadap suatu masalah yang dihadapi
e. Komunikatif : Pemimpin harus memiliki kemampuan melakukan hubungan dan komunikasi dengan setiap orang dengan tipe apapun. Hal yang harus difahami bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus didukung oleh orang lain sehingga seorang pemimpin harus memiliki kemampuan memahami individu yang dipimpinnya.
2. Teori Situasional (Situasional Theory)
Teori ini berpendapat bahwa keberhasilan seorang pemimpin disebabkan oleh situasi yang ada disekitarnya, bukan karena sifat-sifatnya, bole dikatakan bahwa teori ini mengamsusikan bahwa seorang pemimpin dapat berhasil karena “ kebetulan” situasi disekitarnya mendukung. Menurut teori ini, ada beberapa faktor yang menjadikan seorang pemimpin berhasil secara kebetulan :
a. Sejarah organisasi : seorang pemimpin berhasil karena dia kebetulan memimpin organisasi yang awalnya sudah berhasil dan memiliki nama besar, bukan karena prestasi dia sebagai pimpinan di organisasi tersebut.
b. Umur dari Pejabat lama : seorang pemimpin menjadi berhasil karena adanya “warisan” dari pemimpin sebelumnya yang kebetulan menjadi seniornya dan karena masa kepemimpinan pimpinan yang lama telah usai, maka dialah yang berhak mewarisi kepemimpinan tersebut dengan segala nama besar pemimpin sebelumnya.
c. Masyarakat Sekitar : Secara kebetulan masyarakat yang dipimpinnya adalah masyarakat yang turut dan patuh terhadap apapun yang menjadi keputusannya.
d. Beban Kerja : Seorang pemimpin dinilai berhasil karena kebetulan beban kerja yang menjadi tanggungjawabnya sangat ringan dan tidak memiliki tantangan sedikit pun sehingga dengan mudah diselesaikan tanpa halangan sedikitpun.
e. Susana Psikologis : Pemimpin juga biasanya secara kebetulan diuntungkan oleh bawahan yang dipimpin, ada kalanya seorang pemimpin hanya membawahi orang-orang “biasa “ yang menerima segala sesuatu apa adanya dan sama sekali tidak memiliki daya kritis sedikit pun terhadap kebijakan yang ada dalam organisasi, sehingga organisasi dalam keadaan terkendali dan pemimpinnya dianggap berhasil.
f. Jenis Organisasi : Keberhasilan Pemimpin juga karena kebetulan organisasi yang dipimpin hanya dalam skala kecil sehingga masalah yang dihadapi tidak kompleks, bahkan hampir dikatakan organisasi yang dipimpinnya tidak pernah menemui kendala sedikitpun
g. Ketersediaan Waktu : Kepemimpinan seseorang dianggap berhasil karena kebetulan dia mengambil keputusan yang tepat, ini karena waktu yang digunakan untuk memutuskan sesuatu sangat luas dan tidak mendesak sehingga keputusan yang diambil dapat dipikirkan dengan tenang, lain halnya bila waktu yang dibutuhkan untuk memutuskan sesuatu sangat sempit dan mendesak, pasti hasilnya tidak maksimal.
Posting Komentar untuk "Teori Kepemimpinan"
Terima Kasih Atas Kunjungannya. Semoga Informasi Yang Admin Sampaikan Ada Manfaatnya. Tak Lupa Apabila Ada Kesalahan Dalam Penulisan Informasi Yang Admin Sampaikan Ditunggu Kritik & Sarannya Di Kolom Komentar..............
Posting Komentar