Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Kesombongan - Kumpulan Ilmu Pengetahuan
Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Kesombongan
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Qs. Luqman ayat 18).
Dari ayat tersebut diatas Allah melarang manusia berbuat sombong dan angkuh serta membangga-banggakan diri. Ketiga perbuatan tercela itu akan terjadi disaat manusia berinteraksi atas sesamanya yang didasari sesuatu keberhasilan atau melebihi pada dirinya baik berupa kecantikan, ketampanan, keilmuan (title kesarjanaan), popularitas, jabatan, harta, dan banyaknya pengikut. Tentunya mau tidak mau manusia tidak akan terlepas dari hidup bermasyarakat maka dengan adanya ilmu agamalah manusia akan menjadi makhluk sempurna yang tidak didasari oleh akal dan hawaa nafsunya belaka. Artinya jika manusia tidak memakai kerangka kehidupannya dengan agama sebagai pedoman maka sudah dipastikan pegangannnya adalah akal dan hawa nafsunya sedangkan kita ketahui bahwa kemampuan akal terbatas dan hawa nafsu pasti menjurus kepada keburukan.
Perlulah diketahui apa kriteria “Sombong” menurut agama Dari Abdullah bin Mas’ud menerangkan bahwa Rosulullah bersabda “Ada seorang berkata, “ sesungguhnya orang itu suka berpakaian yang bagus-bagus dan sandal yang bagus pula, Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah, suka keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia. (HR Muslim). Dari hadis diatas dapatlah disimpulkan bahwa banyaknya masyarakat sangat awam tentang kriteria kesombongan bahkan karena terbatasnya ilmu agama pelanggaran demi pelanggaran diinfestasikan selama ini menjadi sebuah dosa. Bagaimana sebuah kebenaran yang selalu kalah jika berhadapan dengan kekuasaan karena mungkin jabatannya, hartanya, popularitasnya maupun banyaknya pengikut serta asas kepentingan pribadi dan golongan. Sehingga boleh jadi kebenaran sudah miliknya kekuasaan yang akan menghasilkan produk kesombongan dan diperparah dengan membenarkan kebenaran yang salah sehingga sudah sangat miskin arti dari sebuah kebenaran yang pasti akan menjurus kepada kesombongan. Kesombongan pulahlah yang dilakukan Iblis la’natullah (Ana’ hoirumminhu kholaqtaniiminnar wakholaqtahu mintiin) Iblis berkata:
"Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."…..(Qs. Shaad [38] : 76) Hal ini pulalah sering dilakukan makhluk yang namanya manusia sering berkata dalam hati maupun lisan dengan mengatakan “saya lebih baik dari dia” tentunya tidak lain samalah dengan Iblis.
Larangan perbuatan sombong bukan dilahirkan oleh manusia akan tetapi memang aturan yang agama tetapkan, tentunya manusia sekarang bertanya Mengapa manusia tidak boleh berbuat sombong? Coba kita jawab melalui kacamata agama yaitu :
Pertama, Kemuliaan dan kebesaran adalah hal yang sangatlah esensial didambakan semua orang, kemuliaan dan kebesaran ini pulalah yang sangat diupayakan dan diusahakan dengan mengorbankan waktu dan jiwa sehingga diperolehlah assesoris dunia (jabatan, harta, popularitas, pengikut). Sangatlah agama tidak melarang memperoleh assesoris dunia selama itu tidak melanggar aturan agama dalam meraihnya dan sebagai upaya untuk modal mendekatkan diri kepada Allah inilah indikator seorang muslim. Agar kita tidak melahirkan kesombongan dalam mengupayakan assesoris dunia maka perlulah kita ketahui akibat dari kesombongan itu yaitu dari Abu Hurrairah ra berkata Rosulullah SAW bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman.”Kemulian adalah pakaianKu dan kebesaran adalah adalah selendangKu, maka barangsiapa yang menyaingi Aku dalam salah satunya maka Aku pasti menyiksanya (HR Muslim).
Kedua, Kita hidup didunia hanya mengupayakan bagaimana caranya dengan apa yang kita upayakan dan menghasilkan assesoris dunia yang maksimal (orang kaya) maupun minimalis (pas-pasan) atau minus (menjadi orang miskin) hanyalah untuk memperoleh surganya Allah, jika kita melakukan kesombongan tentunya konsukwensinya adalah tidak akan masuk surganya Allah dengan hadisnya dari Abdullah bin Mas’ud ra menerangkan bahwa rosulullah SAW bersabda tidak akan masuk surga yang didalam hatinya terdapat sifat sombong (HR. Muslim).
Demikianlah kesombongan yang sudah dilahirkan oleh kita selama ini hanya dapat dikoreksi dengan ilmu agama (Bab Kesombongan) yang hanya diperoleh dengan belajar (Ta’lim) dan bertaubat dengan mengakui dan menyakini kesombongan selama ini dan tidak berbuat kesombongan lagi yang diiringi dengan banyak melakukan kebaikan-kebaikan, karena kebaikan dapat menutup keburukan. Tentunya kebaikan yang didasari atas dalil-dalil agama bukan kebaikan atas dasar akal dan hawa nafsunya disinilah perlunya belajar (Ta’lim).
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Qs. Luqman ayat 18).
Dari ayat tersebut diatas Allah melarang manusia berbuat sombong dan angkuh serta membangga-banggakan diri. Ketiga perbuatan tercela itu akan terjadi disaat manusia berinteraksi atas sesamanya yang didasari sesuatu keberhasilan atau melebihi pada dirinya baik berupa kecantikan, ketampanan, keilmuan (title kesarjanaan), popularitas, jabatan, harta, dan banyaknya pengikut. Tentunya mau tidak mau manusia tidak akan terlepas dari hidup bermasyarakat maka dengan adanya ilmu agamalah manusia akan menjadi makhluk sempurna yang tidak didasari oleh akal dan hawaa nafsunya belaka. Artinya jika manusia tidak memakai kerangka kehidupannya dengan agama sebagai pedoman maka sudah dipastikan pegangannnya adalah akal dan hawa nafsunya sedangkan kita ketahui bahwa kemampuan akal terbatas dan hawa nafsu pasti menjurus kepada keburukan.
Perlulah diketahui apa kriteria “Sombong” menurut agama Dari Abdullah bin Mas’ud menerangkan bahwa Rosulullah bersabda “Ada seorang berkata, “ sesungguhnya orang itu suka berpakaian yang bagus-bagus dan sandal yang bagus pula, Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah, suka keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia. (HR Muslim). Dari hadis diatas dapatlah disimpulkan bahwa banyaknya masyarakat sangat awam tentang kriteria kesombongan bahkan karena terbatasnya ilmu agama pelanggaran demi pelanggaran diinfestasikan selama ini menjadi sebuah dosa. Bagaimana sebuah kebenaran yang selalu kalah jika berhadapan dengan kekuasaan karena mungkin jabatannya, hartanya, popularitasnya maupun banyaknya pengikut serta asas kepentingan pribadi dan golongan. Sehingga boleh jadi kebenaran sudah miliknya kekuasaan yang akan menghasilkan produk kesombongan dan diperparah dengan membenarkan kebenaran yang salah sehingga sudah sangat miskin arti dari sebuah kebenaran yang pasti akan menjurus kepada kesombongan. Kesombongan pulahlah yang dilakukan Iblis la’natullah (Ana’ hoirumminhu kholaqtaniiminnar wakholaqtahu mintiin) Iblis berkata:
"Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."…..(Qs. Shaad [38] : 76) Hal ini pulalah sering dilakukan makhluk yang namanya manusia sering berkata dalam hati maupun lisan dengan mengatakan “saya lebih baik dari dia” tentunya tidak lain samalah dengan Iblis.
Larangan perbuatan sombong bukan dilahirkan oleh manusia akan tetapi memang aturan yang agama tetapkan, tentunya manusia sekarang bertanya Mengapa manusia tidak boleh berbuat sombong? Coba kita jawab melalui kacamata agama yaitu :
Pertama, Kemuliaan dan kebesaran adalah hal yang sangatlah esensial didambakan semua orang, kemuliaan dan kebesaran ini pulalah yang sangat diupayakan dan diusahakan dengan mengorbankan waktu dan jiwa sehingga diperolehlah assesoris dunia (jabatan, harta, popularitas, pengikut). Sangatlah agama tidak melarang memperoleh assesoris dunia selama itu tidak melanggar aturan agama dalam meraihnya dan sebagai upaya untuk modal mendekatkan diri kepada Allah inilah indikator seorang muslim. Agar kita tidak melahirkan kesombongan dalam mengupayakan assesoris dunia maka perlulah kita ketahui akibat dari kesombongan itu yaitu dari Abu Hurrairah ra berkata Rosulullah SAW bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman.”Kemulian adalah pakaianKu dan kebesaran adalah adalah selendangKu, maka barangsiapa yang menyaingi Aku dalam salah satunya maka Aku pasti menyiksanya (HR Muslim).
Kedua, Kita hidup didunia hanya mengupayakan bagaimana caranya dengan apa yang kita upayakan dan menghasilkan assesoris dunia yang maksimal (orang kaya) maupun minimalis (pas-pasan) atau minus (menjadi orang miskin) hanyalah untuk memperoleh surganya Allah, jika kita melakukan kesombongan tentunya konsukwensinya adalah tidak akan masuk surganya Allah dengan hadisnya dari Abdullah bin Mas’ud ra menerangkan bahwa rosulullah SAW bersabda tidak akan masuk surga yang didalam hatinya terdapat sifat sombong (HR. Muslim).
Demikianlah kesombongan yang sudah dilahirkan oleh kita selama ini hanya dapat dikoreksi dengan ilmu agama (Bab Kesombongan) yang hanya diperoleh dengan belajar (Ta’lim) dan bertaubat dengan mengakui dan menyakini kesombongan selama ini dan tidak berbuat kesombongan lagi yang diiringi dengan banyak melakukan kebaikan-kebaikan, karena kebaikan dapat menutup keburukan. Tentunya kebaikan yang didasari atas dalil-dalil agama bukan kebaikan atas dasar akal dan hawa nafsunya disinilah perlunya belajar (Ta’lim).
Baca Juga Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat dari berbagai tema lainnya di bawah ini
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Bersyukur
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Ciri Orang Bertaqwa
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Hikmah Bersuci
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Iman
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Ilmu
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Jujur/Kejujuran
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Kenakalan Remaja
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Kedudukan Wanita
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Kesombongan
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Kehidupan
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Keistimewaan Wanita yang Tidak Dimiliki oleh Laki-laki
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Kematian
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Kebahagiaan
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Kenapa Kita Harus Takut Kepada Allah SWT
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Pemimpin Yang Amanah
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Puasa Ramadhan
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Sabar
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Syukur
- Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Wanita Sholehah
Nah itu saja yang bisa admin sampaikan pada kesempatan kali mengenai salah satu Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tentang Kesombongan, semoga ada manfaatnya dan bisa dijadikan referensi oleh pada pembaca semua. Mohon maaf apabila dalam penyampaiannya masih jauh dari kata sempurna, untuk itu admin mohon kritik dan sarannya dari para pembaca semua, supaya kedepannya admin bisa memperbaiki dan memberikan informasinya bisa lebih baik lagi.
Salam berbagi Ilmu Pengetahuan.
1 komentar untuk "Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Kesombongan - Kumpulan Ilmu Pengetahuan"
Terima Kasih Atas Kunjungannya. Semoga Informasi Yang Admin Sampaikan Ada Manfaatnya. Tak Lupa Apabila Ada Kesalahan Dalam Penulisan Informasi Yang Admin Sampaikan Ditunggu Kritik & Sarannya Di Kolom Komentar..............
Posting Komentar