Peribahasa Indonesia Terlengkap | Huruf B
Peribahasa Indonesia Terlengkap | Huruf B. Saya sampaikan berdasarkan keinginan saya supaya dapat dipergunakan untuk bahan pembelajaran dan kehidupan berbahasa Indonesia pada umumnya.
Saya mengharap dengan adanya informasi mengenai Peribahasa Indonesia Terlengkap | Huruf B ini memberikan bantuan dalam pembelajaran peribahasa indonesia mulai dari tingkat yang paling dasar hingga ke tingkat kelanjutannya pada guru serta masyarakat pada umumnya.
Untuk lebih jelasnya lihat peribahasa ini di bawah ini
B
Bagai air didaun talas : Orang yang pendiriannya tidak tetap
Bermain dengan pisau luka : Setiap pekerjaan pasti ada resikonya
Berpaut tak bertali, berpanggang tak berapi : Tidak punya pendirian yang/isteri menghendaki cerai, akan tetapi tidak terkabul
Berkayuh sambil ke hilir : Mengerjakan suatu pekerjaan dengan cepat
Berhati baja, berurat kawat ; orang yang berpendirian kuat
Bertepuk sebelah tangan : menyukai seseorang tetapi tidak terbalas
Bertegang urat : Dua orang bertengkar sama-sama tidak mau mengalah
Berketuk diluar sangkar, bertanam diluar pagar : Orang yang tidak dapat menerima keputusan yang telah diambil
Bagai embun diatas rumput : Keyakinan yang tidak tetap
Bagai beruah ditepi tebing : keadaan yang selalu dirndung kegelisahan
Bagai pucuk pisang didiang : Tak berdaya sama sekali
Bagai Pinang di belah dua : Dua orang yang wajahnya sama/kembar
Badan bersaudara, emas takkan bersaudara, kasih saudara sama ada : Ketika saya diakui saudara, tak ada dikucilkan, harta dapat memutuskan persaudaraan
Bagai api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan : Bahaya yang mengancam tetapi kita tidak dapat menghindarinya
Bagai api berjumpa minyak : Orang yang jahat tentu lebih berani jika bergabung dengan kelompoknya
Bagai api dan asap : Suatu persahabatan tidak akan dapat dipisahkan
Bagai api makan sekam : Menyimpan dendam yang membara
Bagai api makan dedak : Perasaan yang masih mendendam
Bagai anai-anai bubus : Daerah subur yang didiami banyak orang
Bagai anak sepat ketihoran : Seorang pemalas
Bagai anak ayam disambar elang : Orang tak berdaya tertimpa musibah
Bagai anak dara mabuk andam : Seorang gadis yang sedang jatuh cinta selalu mendatangi perjaka
Bagai anak dara sudah berkaki : Seorang gadis yang tak tahu malu
Bagai antan pencukil duri : Pekerjaan yang tak membawa hasil
Bagai anatah lemukut : Orang yang mempunyai sifat jahat biasanya banyak yang mencurigai
Bagai anjing menyalak di pantat gajah : Rakyat kecil yang melawan penguasa, hanya akan menciptakan penderitaan
Bagai anjing menyalak tiada menggigit : Orang yang berlagak pintar, tetapi sebenarnya bodoh
Bagai anjing beranak enam : Orang yang berpenyakit, badannya kurus
Bagai anjing dan kucing : Selalu bertengkar, tak pernah rukun
Bagai anjing berebut tulang : Saling memperebutkan harta warisan
Bagai anjing berati sebelah : Suatau keputusan yang tidak adil
Bagai alu pencukil duri : Mengerjakan suatu pekerjaan yang sulit untuk dilaksanakan
Bagai belut jatuh ke lumpur : Memperoleh pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan
Bagai beliung dengan ruyung : Dua orang yang sangat berpengaruh
Bagai belacan di kerat dua, yang pergi busuk yang tinggal anyir : Menaggung malu karena ulah dari saudaranya sendiri
Bagai beban sudah dipintu : Mengerjakan sesuatu pekerjaan yang hampir selesai
Bagai balam ketitiran : Orang yang sering bertengkar
Bagai batu jatuh ke luduk : Orang yang merantau dan tak pernah pulang ke kampung
Bagai barang di sadur : Orang yang tidak sabar dalam menghadapi cobaan
Bagai baling-baling di atas gunung : Orang yang sedang kebingungan
Bagai baling-baling mendapat angin : Orang yang tidak mempunyai pendirian tetap
Bagai ayam lepas bertaji : Pekerjaan yang membawa bencana bagi siapa saja
Bagai ayam tak berinduk : Keluarga yang tidak utuh, karena dari faktor orang tuanya yang sudah meninggal dunia
Bagai ayam kurik panjang ekornya : Orang yang sudah elok juga sangat pandai menyesuaian pakaiannya
Bagai ayam kena kepala : Sudah tidak berdaya lagi, sebab tepat sasarannya
Bagai ayam bertelur di lumbung : Hidupnya senang karena mempunyai harta yang melimpah
Bagai ayam termakan rumput : Orang yang sangat miskin
Bagai ayam betina mencari sarang : Orang yang sedang kebingungan
Bagai aur dihela sungsang : Menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak mudah, sebab banyak hambatannya
Bagai aur dengan duri ; Seseorang yang rukun sekali
Bagai aur di atas bukit : Orang yang selalu mengharapkan pemberian dari orang lain
Bagai aur dengan tebing : Kehidupan yang tentram dan damai
Bagai api makan dedak : Perasaan yang masih mendendam
Bagai daun di makan ulat : Orang yang mempunyai suatu penyakit
Badan dapat dimiliki, hati tak dapat dimiliki : Seseorang yang tidak mencintai suaminya, karena belum dapat melupakan kekasihnya yang dulu
Bagai cendawan dimusim hujan : Sesuatu yang penyebarannya cepat sekali
Bagai cacing hendak menjadi naga ; Harapan orang miskin untuk menjadi orang kaya
Bagai burung dalam sangkar : Orang yang tidak mempunyai kebebasan, orang yang dipenjara
Bagai biduk dikayuh hilir : Mengerjakan suatu pekerjaan dengan berbagai cara agar mendapatkan hasilyang baik
Bagai bunga timpa panas : Wanita yang cantik jelita, tiba-tiba mengalami kecelakaan, maka hilanglah kecantikannya
Bagai bunyi siamang kenyang : Orang yang senag berbicara banyak ketika mendapatkan kebahagiaan
Bagai bulan empat belas : Seorang gadis yang sangat cantik wajahnya
Bagai bujang, jolong keris : Orang yang miskin bila mempunyai sedikit harta akan sombong
Bagai bulan disaput awan : Orang yang sedang bersedih raut wajahnya tampak kusut
Bagai bumi dan langit : Dua saudara yang sifatnya sangat jauh berbeda
Bagai biduk dikayuh kehilir : Mengerjakan suatu pekerjaan yang sangat sulit
Bagai betung bulat tak persegi, pipit jantan tak bersarang : Seseorang yang tempat tinggalnya berpindah-pindah
Bagai betung ditiup angin : Orang yang tidak mempunyai penderitaan
Bagai berumah ditepi tebing : Keadaan yang selalu dirundung kegelisahan
Bagai bersahabat dengan ular berbisa : Bersahabat dengan orang yang menguntungkan akan lebih baik
Bagai berkain tiga hasta : Diberi pertolongan yang tidak mencukupi kebutuhannya
Bagai berbulu hatinya ; Orang yang memiliki sifat tamak, iri dan dengki
Bagai beruk kena ipuh : Orang yang menderita karena perbuatannya sendiri
Bagai belut digetir ekor : Sesuatu yang sangat cepat jalannya
Nah, itu saja yang bisa saya sampaikan mengenai Peribahasa Indonesia Terlengkap | Huruf B, semoga informasi ini bermanfaat. Informasi ini saya kutip dari buku yang ditulis oleh Arief Bactiar yang berjudul 2700 Peribahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Buana Raya-Jakarta.
Untuk lebih jelasnya lihat peribahasa ini di bawah ini
B
Bagai air didaun talas : Orang yang pendiriannya tidak tetap
Bermain dengan pisau luka : Setiap pekerjaan pasti ada resikonya
Berpaut tak bertali, berpanggang tak berapi : Tidak punya pendirian yang/isteri menghendaki cerai, akan tetapi tidak terkabul
Berkayuh sambil ke hilir : Mengerjakan suatu pekerjaan dengan cepat
Berhati baja, berurat kawat ; orang yang berpendirian kuat
Bertepuk sebelah tangan : menyukai seseorang tetapi tidak terbalas
Bertegang urat : Dua orang bertengkar sama-sama tidak mau mengalah
Berketuk diluar sangkar, bertanam diluar pagar : Orang yang tidak dapat menerima keputusan yang telah diambil
Bagai embun diatas rumput : Keyakinan yang tidak tetap
Bagai beruah ditepi tebing : keadaan yang selalu dirndung kegelisahan
Bagai pucuk pisang didiang : Tak berdaya sama sekali
Bagai Pinang di belah dua : Dua orang yang wajahnya sama/kembar
Badan bersaudara, emas takkan bersaudara, kasih saudara sama ada : Ketika saya diakui saudara, tak ada dikucilkan, harta dapat memutuskan persaudaraan
Bagai api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan : Bahaya yang mengancam tetapi kita tidak dapat menghindarinya
Bagai api berjumpa minyak : Orang yang jahat tentu lebih berani jika bergabung dengan kelompoknya
Bagai api dan asap : Suatu persahabatan tidak akan dapat dipisahkan
Bagai api makan sekam : Menyimpan dendam yang membara
Bagai api makan dedak : Perasaan yang masih mendendam
Bagai anai-anai bubus : Daerah subur yang didiami banyak orang
Bagai anak sepat ketihoran : Seorang pemalas
Bagai anak ayam disambar elang : Orang tak berdaya tertimpa musibah
Bagai anak dara mabuk andam : Seorang gadis yang sedang jatuh cinta selalu mendatangi perjaka
Bagai anak dara sudah berkaki : Seorang gadis yang tak tahu malu
Bagai antan pencukil duri : Pekerjaan yang tak membawa hasil
Bagai anatah lemukut : Orang yang mempunyai sifat jahat biasanya banyak yang mencurigai
Bagai anjing menyalak di pantat gajah : Rakyat kecil yang melawan penguasa, hanya akan menciptakan penderitaan
Bagai anjing menyalak tiada menggigit : Orang yang berlagak pintar, tetapi sebenarnya bodoh
Bagai anjing beranak enam : Orang yang berpenyakit, badannya kurus
Bagai anjing dan kucing : Selalu bertengkar, tak pernah rukun
Bagai anjing berebut tulang : Saling memperebutkan harta warisan
Bagai anjing berati sebelah : Suatau keputusan yang tidak adil
Bagai alu pencukil duri : Mengerjakan suatu pekerjaan yang sulit untuk dilaksanakan
Bagai belut jatuh ke lumpur : Memperoleh pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan
Bagai beliung dengan ruyung : Dua orang yang sangat berpengaruh
Bagai belacan di kerat dua, yang pergi busuk yang tinggal anyir : Menaggung malu karena ulah dari saudaranya sendiri
Bagai beban sudah dipintu : Mengerjakan sesuatu pekerjaan yang hampir selesai
Bagai balam ketitiran : Orang yang sering bertengkar
Bagai batu jatuh ke luduk : Orang yang merantau dan tak pernah pulang ke kampung
Bagai barang di sadur : Orang yang tidak sabar dalam menghadapi cobaan
Bagai baling-baling di atas gunung : Orang yang sedang kebingungan
Bagai baling-baling mendapat angin : Orang yang tidak mempunyai pendirian tetap
Bagai ayam lepas bertaji : Pekerjaan yang membawa bencana bagi siapa saja
Bagai ayam tak berinduk : Keluarga yang tidak utuh, karena dari faktor orang tuanya yang sudah meninggal dunia
Bagai ayam kurik panjang ekornya : Orang yang sudah elok juga sangat pandai menyesuaian pakaiannya
Bagai ayam kena kepala : Sudah tidak berdaya lagi, sebab tepat sasarannya
Bagai ayam bertelur di lumbung : Hidupnya senang karena mempunyai harta yang melimpah
Bagai ayam termakan rumput : Orang yang sangat miskin
Bagai ayam betina mencari sarang : Orang yang sedang kebingungan
Bagai aur dihela sungsang : Menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak mudah, sebab banyak hambatannya
Bagai aur dengan duri ; Seseorang yang rukun sekali
Bagai aur di atas bukit : Orang yang selalu mengharapkan pemberian dari orang lain
Bagai aur dengan tebing : Kehidupan yang tentram dan damai
Bagai api makan dedak : Perasaan yang masih mendendam
Bagai daun di makan ulat : Orang yang mempunyai suatu penyakit
Badan dapat dimiliki, hati tak dapat dimiliki : Seseorang yang tidak mencintai suaminya, karena belum dapat melupakan kekasihnya yang dulu
Bagai cendawan dimusim hujan : Sesuatu yang penyebarannya cepat sekali
Bagai cacing hendak menjadi naga ; Harapan orang miskin untuk menjadi orang kaya
Bagai burung dalam sangkar : Orang yang tidak mempunyai kebebasan, orang yang dipenjara
Bagai biduk dikayuh hilir : Mengerjakan suatu pekerjaan dengan berbagai cara agar mendapatkan hasilyang baik
Bagai bunga timpa panas : Wanita yang cantik jelita, tiba-tiba mengalami kecelakaan, maka hilanglah kecantikannya
Bagai bunyi siamang kenyang : Orang yang senag berbicara banyak ketika mendapatkan kebahagiaan
Bagai bulan empat belas : Seorang gadis yang sangat cantik wajahnya
Bagai bujang, jolong keris : Orang yang miskin bila mempunyai sedikit harta akan sombong
Bagai bulan disaput awan : Orang yang sedang bersedih raut wajahnya tampak kusut
Bagai bumi dan langit : Dua saudara yang sifatnya sangat jauh berbeda
Bagai biduk dikayuh kehilir : Mengerjakan suatu pekerjaan yang sangat sulit
Bagai betung bulat tak persegi, pipit jantan tak bersarang : Seseorang yang tempat tinggalnya berpindah-pindah
Bagai betung ditiup angin : Orang yang tidak mempunyai penderitaan
Bagai berumah ditepi tebing : Keadaan yang selalu dirundung kegelisahan
Bagai bersahabat dengan ular berbisa : Bersahabat dengan orang yang menguntungkan akan lebih baik
Bagai berkain tiga hasta : Diberi pertolongan yang tidak mencukupi kebutuhannya
Bagai berbulu hatinya ; Orang yang memiliki sifat tamak, iri dan dengki
Bagai beruk kena ipuh : Orang yang menderita karena perbuatannya sendiri
Bagai belut digetir ekor : Sesuatu yang sangat cepat jalannya
Baca Juga Artikel Lainnya Mengenai Kumpulan Peribahasa Indonesia Terlengkap Berserta Artinya di bawah ini :
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Ayam Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf A Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf B Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf C Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf D Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf E Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf G Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf H Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf I Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf J Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf K Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf L Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf M Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf N Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf O Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf R Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf S Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf T Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf U Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf W Beserta Artinya
- Peribahasa Indonesia Terlengkap Berawalan Huruf Y Beserta Artinya
Posting Komentar untuk "Peribahasa Indonesia Terlengkap | Huruf B"
Terima Kasih Atas Kunjungannya. Semoga Informasi Yang Admin Sampaikan Ada Manfaatnya. Tak Lupa Apabila Ada Kesalahan Dalam Penulisan Informasi Yang Admin Sampaikan Ditunggu Kritik & Sarannya Di Kolom Komentar..............
Posting Komentar