Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peribahasa Indonesia Terlengkap | Huruf A

Peribahasa Indonesia Terlengkap  | Huruf A. Saya sampaikan berdasarkan keinginan saya supaya dapat dipergunakan untuk bahan pembelajaran dan kehidupan berbahasa Indonesia pada umumnya.

Saya mengharap dengan adanya informasi mengenai Peribahasa Indonesia Terlengkap | Huruf A ini memberikan bantuan dalam pembelajaran peribahasa indonesia mulai dari tingkat yang paling dasar hingga ke tinmgkat kelanjutannya pada guru serta masyarakat pada umumnya.

Untuk lebih jelasnya lihat peribahasa ini di bawah ini

Peribahasa Indonesia Terlengkap
A

Ada batang cendawan tumbuh : Tak pernah berputus asa untuk mencapai cita-cita

Ada batang cendawan hidup : Dimana manusia bermukim berada, pasti di situ ada rezeki

Ada bangkai ada kering : Dimana ada perempuan, disitu ada lelaki

Ada bunga, ada lebah : Tempat yang banyak mendatangkan rezeki pasti banyak pula orang yang berdatangan

Ada padang, ada belalang : Asal mau berusaha pasti memperoleh keberhasilan

Ada udang dibalik batu : Mempunyai keinginan yang disembunyikan

Asal ada, kecilpun pada ; Kalau belum mendapatkan rezeki yang banyak, sedikitpun tak ada

Ada gula ada semut : Dimana ada kenikmatan, disitu banyak orang yang berdatangan

 Ada sama dimakan, tak ada sama dimakan : Bersama-sama berbahagia dan bersama-sama menderita

Ada uang abang sayang, tak ada uang melayang : Mau enaknya sendiri

Ada sampan hendak berenang : ada jalan mudah yang ditempuh, tetapi yang lebih sulit dan berat justru yang dicari

Ada padang dan belalang : Orang yang mau berusaha pasti akan mendapatkan rezeki

Ada padi ada hampa, ada budi ada rasa : Seorang yang terkena kata sindir

Ada nyawa ada rezeki, ada hari ada nasi : Asalkan mau berusaha pasti akan mendapatkan rezeki

Ada rotan ada duri : Ada saatnya bersenang-senang  ada pula waktunya bersedih

Ada juara kalah menang : Dalam kehidupan ini berbagai macam masalah kita jumpai baik suka, maupun duka, sekalipun demikian kita harus sabar menghadapinya.

Adakah air yang penuh dalam tong bercorak, melainkan yang setengah tong juga bercorak : Orang yang pendiam biasanya pandai, orang yang bodoh selalu banyak bicara

Ada air ada ikannya : Dimana kita tinggal disitu kita mendapat rezeki.

Ada aku dipandang handap, tiada aku dipandang belakang : Ketika aku dipandang bersikap baik, setelah tidak ada menjelek-jelekan

Adakah buaya menolak bangkai : Orang yang jahat akan mengulangi kejahatannya, pada saat ada kesempatan

Ada gula ada semut : Tempat yang subur akan didatangi banyak orang

Ada beras taruh dalam padi : Simpanlah rahasia keluarga dengan baik, dan jangan sampai diketahui oleh orang lain

Ada nasi dibalik kerak :Perkara lama belumlah rampung, dan yang lain pun belum diperhatikan

Ada padi, segala menjadi : Orang berada akan mudah mencapai cita-citanya

Ada ubi ada talas :Sesuatu perbuatan pasti ada juga balasannya

Ada ubi ada talas, ada budi ada balas : Kebaikan akan terbalas, kejahatan akan terbalas juga dengan hal yang sama

Adakah hilang bisa ular karena menyuap akar : Orang yang sederajatnya tinggi tak akan menjadi turun hanya karena aia merendahkan diri

Adat sepanjang, cupak sepanjang betung : Dalam melakukan sesuatu harus sesuai dengan peraturan yang berlaku

Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam : Dalam menghadapi suatu masalah, orang yang muda harus bisa menahan emosi dan orangtua harus bisa memberikan tauladan

Adat diisi, tembaga dituang : Melakukan pekerjaan jangan menyimpang dari peraturan

Adat teluk, siapa berani ditaati : Bertanya sebaiknya kepada orang yang lebih pandai dan meminta kepada orang yang kaya

Adat rimba, siapa yang berani ditaati : Seseorang yang tidak mempergunakan akalnya, hanya mengandalkan kekuatannya

Adat teluk timbunan kapal, adat gunung tepatan kabut : Jika meminta sesuatu hendaknya kepada orang kaya, dan jika bertanyakan sesuatu hendaknya kepada orang pintar

Adat dunia balas membalas, syariat palu memalu : Kebaikan dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan

Adat negeri memagar, adat lesung berdedak : Mau mendapatkan keuntungan, harus sanggup menanggung kerugiannya

Adat lama pusaka usang :Adat istiadat yang tak berubah

Adat hidup tolong menolong, adat mati jenguk-menjenguk : Kita haruslah saling menolong dalam segala hal

ASdat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah ; Setiap menyelesaikan urusan supaya mengacu peraturan yang telah ada, bik berpakaian dengan agama, maupun pemerintahan

Adat gununga tepatan kabut : Orang kaya biasa sebagai tumpuan orang-orang meninta-minta sedangkan orang mengerti tempat meminta nasehat

Adat pasang turun naik : Kehidupan dunia sifatnya serba sementara

Adat rimba belantara : Setiap melangkah tidak seenaknya saja, tanpa ada pertimbangan

Adat tua menanggung ragam : Orang tua supaya sabar serta bijak terhadap anak muda yang dangkal pengalamannya

Adat periuk berkuah, adat lesung berdedak : Jika mengharapkan suatu keuntungan, haruslah mau menahan kerugian atau kesusahan dalam mengusahakannya

Adat negeri memagar negeri, adat berkunjung memagar kampung : Suka berkorban untuk kepentingan sosial

Adat dunia balas membalas, syariat palu-memalu : Kebajikan hendaknya dibalas dengan kebajikan pula, dan kejahatan hendaknya dibalas dengan kejahatan pula

Adat lurah timbunan sarap : Orang kaya dan berpangkat akan mendapatkan pengaduan perkara untuk diselesaikan

Agih-agih kungkang : Terlalu murah, sehingga awak menjadi susah sendiri

Agung susut, pongah masih : Orang yang telah turun pangkat dan derajat, tetapi masih tetap sombong

Air susu dibalas dengan air tuba : Kebaikan dibalas dengan kejahatan

Air beriak tanda tak dalam : Orang yang bodoh banyak bicara

Air tenang menghanyutkan : Orang yang pendiam biasanya pandai

Air laut pun ada pasang surutnya :  Rezeki seseorang selalu berubah-rubah, terkadang untung dan terkadang rugi

Air ditulang bubungan, turunnnya ke cucuran atap : Sifat dan tabiat anak biasanya seperti orang tuanya

Air dalam karang menggok, setinggi campur kemenyan, gula tertumpah pada kanji : Suatu pekerjaan yang berhasil dengan memuaskan

Air sama air kelak menjadi satu, sampah ke tepi juga : Bila terjadi perselisihan dalam keluarga, pada akhirnya akan berbaikan kembali

Ayam bertelor dilumbung : Hidupnya senang karena mempunyai harta yang melimpah

Ayam menang kampuh tergadai : Mendapatkan rezeki sedikit tetapi datang tagihan yang lebih banyak dan akhirnya harus mencari pinjaman

Ayam patah kalau-kalau dapat menikam : nasib orang siapa thu, walaupun sekarang miskin, tetapi lain waktu baik juga kemungkinannya.

Ayam lepas tangan bercirit : Maksud hati hendak mencari keuntungan, namun malang yang duidapatkannya

Ayam satu bertambah dua : Seseorang yang dihadapkan kepada dua masalah berat, sehingga sukar untuk dipilih

Ayam berinduk, sirih berujung : Lindungilah orang lemah, agar dia selamat

Ayam berinduk, sirih berjenjang : Agar selamat, yang lemah harus mendapatkan perlindungan

Ayam berkokoh di hari siang : Sudah ada tanda-tanda yang jelas

Ayam putih terbang siang : Perkara yang sudah nyata serta bukti-buktinya juga cukup kuat

Ayam hitam terbang malam : Suatu perkara, tetapi sulit untuk dideteksi (dicari bukti-buktinya)

Ayam laga sekandang : Terjadi didambakan sia-sia, sedang mengusahakan mendapat cela

Ayam hitam terbang malam, hinggap dikayu merasi, bertali benang, bertambah tanduk : Suatu perkara yang belum terbongkar, maka belum diketahui oleh umum

Ayam bertelur sebutir pecah kabarnya ke seleuruh negeri, penyu bertelur beribu-ibu tak seorang tahu : Bila seseorang mendapat keuntungan sedikit kabarnya terdengar dimana-mana, tetapi bila meraih keuntungan banyak tak seorangpun yang terdengar

Ayam ditambat disambar petir : Berharap mendapat keuntungan besar, tetapi malah mengalami kerugian

Ayam bertelur di padi : Perihal seseorang yang hidup senang dan penuh dengan kemewahan

Ayam yang tangkas digelanggang : Orang yang pintar berpidato

Ayam lepas tangan bercicit : Menginginkan keuntungan besar, tetapi justru menderita kerugiannya

Ayam dapat musang pun dapat : Dua pekerjaan dapat diselesaikan dalam satu tindakan

Ayam pulang ke pautan : Sesuatu yang sudah pada tempatnya.
Baca Juga Artikel Lainnya Mengenai Kumpulan Peribahasa Indonesia Terlengkap Berserta Artinya di bawah ini :

Nah, itu saja yang bisa saya sampaikan mengenai Peribahasa Indonesia Terlengkap | Huruf A, semoga informasi ini bermanfaat. Informasi ini saya kutip dari buku yang ditulis oleh Arief Bactiar yang berjudul 2700 Peribahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Buana Raya-Jakarta.

Posting Komentar untuk "Peribahasa Indonesia Terlengkap | Huruf A"